TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi kemarin menerima kunjungan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva beserta delegasi. Pertemuan dilakukan di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023.
Dalam unggahan di akun Instagram Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, @smiindrawati, pertemuan tersebut membahas berbagai hal. Sejumlah hal yang dibahas mulai dari situasi ekonomi global dan perlemahan pertumbuhan ekonomi dunia.
“Soal situasi lebih dari 90 negara dunia yang mengalami kesulitan ekonomi dan keuangan, serta semakin terbatasnya sumber daya dunia untuk dapat membantu negara-negara tersebut,” kata Sri Mulyani dalam unggahannya dikutip Selasa, 5 September 2023.
Adapun Direktur Pelaksana IMF menyampaikan apresiasi atas prestasi ekonomi Indonesia yang terus tumbuh. Jokowi dan Georgieva juga saling membicarakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus kemampuan dalam menekan inflasi pada saat yang sama.
“Managing Director IMF bahkan mengatakan bahwa ASEAN adalah titik terang di tengah situasi dunia yang sulit. Dan Indonesia dikatakan sebagai source of joy, source of hope (sumber sukacita, sumber harapan),” tulis Sri Mulyani.
Selain itu, kondisi Indonesia juga dinilai Georgieva memberikan pelajaran bagi negara-negara berkembang. “Kalau Indonesia bisa maka negara berkembang lain juga harus bisa,” kata Georgieva seperti dituliskan Sri Mulyani.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional bakal berada di rentang 4,7 hingga 5,5 persen year on year (yoy) pada akhir tahun 2023 ini.
Iklan
“Keseluruhan tahun sedikit di atas 5 persen (yoy), kisarannya 4,7 sampai 5,5 persen (yoy). Dari mana sumber pertumbuhan, domestik, khususnya dari konsumsi,” kata Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bersama pemerintah di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2023.
Adapun untuk kuartal ketiga tahun ini, Perry memprediksi pertumbuhan ekonomi domestik akan mencapai 5,15 persen. Pemicu pertumbuhan ekonomi itu berasal dari sektor perdagangan, logistik, akomodasi, dan sektor jasa yang telah berkontribusi sebesar 45 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal kedua tahun 2023. Pada periode itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp 5.226,7 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp 3.075,7 triliun.
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA
Piliihan Editor: Apakah Itu Hilirisasi Nikel yang Menjadi Catatan IMF untuk Indonesia?
Quoted From Many Source