CANTIKA.COM, Jakarta – Selama hamil, banyak hal yang harus dipertimbangkan, bahkan dihindari termasuk botulinum toxin atau botox. Jika Anda bertanya-tanya, bolehkah Anda menggunakan botox selama hamil? Jawabannya tidak, big no no, Sahabat Cantika.
Botox, sebuah zat neurotoksin, dan alternatifnya seperti Dysport, Xeomin, dan Jeuveau, telah menjadi sangat populer sebagai perawatan cepat di klinik kecantikan yang dapat sementara membekukan otot-otot di wajah, meratakan garis halus dan kerutan. Baru-baru ini, Botox juga digunakan untuk mencegah keringat berlebih di ketiak, kejang leher, mata panda, dan sakit kepala kronis. Namun, meskipun semakin banyak orang melihat suntikan ini sebagai solusi, bukan hanya untuk tujuan kosmetik, tetapi juga medis, para ahli memperingatkan bahwa mustahil untuk mengatakan bahwa tidak ada risiko yang terkait tindakan ini terlebih saat hamil.
Alasan Mengapa Botox Tidak Aman Digunakan saat Hamil
Bicara soal penggunaan obat selama kehamilan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA telah membuat kategori yang berdasarkan huruf. Kategori-kategori ini berkisar dari A, yang aman digunakan, hingga X, yang berpotensi berbahaya.
“Menurut FDA, botox termasuk dalam kategori C untuk penggunaan selama kehamilan,” ungkap Ira Savetsky, ahli bedah plastik berlisensi dikutip dari laman Well+Good, 23 Agustus 2023.
“Klasifikasi ini menunjukkan kurangnya studi yang cukup untuk membuktikan keamanannya selama kehamilan. Oleh karena itu, penggunaan botox saat hamil tidak disarankan karena penelitian yang terbatas mengenai dampaknya pada janin,” sambungnya.
Dan karena tubuh seseorang mengalami perubahan yang signifikan selama kehamilan, termasuk fluktuasi hormon dan perubahan kulit, suntikan filler bibir dan operasi elektif seperti operasi plastik wajah juga tidak dianjurkan sama sekali selama kehamilan, menurut Dr. Savetsky. Melanjutkan atau memulai perawatan apa pun mungkin akan menghasilkan hasil yang tidak diinginkan.
Karena dampak penuh botox pada sistem reproduksi masih belum jelas, para ahli merekomendasikan untuk menghentikan perawatan segera setelah Anda menerima hasil positif dari tes kehamilan.
“Tidak perlu berhenti sebelum itu (hamil) karena botox akan meninggalkan sistem peredaran darah dalam beberapa jam setelah penyuntikan,” jelas Amy Beckley, spesialis infertilitas, CEO, dan pendiri di Proov.
“Jadi, mendapatkan suntikan sehari sebelum hasil tes kehamilan positif hanya memiliki risiko yang sangat rendah terhadap kehamilan wanita,” ungkapnya.
Dalam kasus di mana ada kemungkinan besar untuk hamil sebelum bisa dideteksi, seperti selama periode haid yang terlambat atau saat siklus bayi tabung, para ahli menyarankan untuk menunda perawatan botox hingga Anda bisa memastikan bahwa Anda tidak sedang hamil.
Amankah Botox setelah Melahirkan atau saat Menyusui?
Jika Anda benar-benar tidak sabar untuk mendapatkan suntikan botox pertama Anda setelah melahirkan, mungkin ada kabar baik untuk Anda. Jika tidak merencanakan untuk menyusui setelah melahirkan, Dr. Savetsky menyarankan sekitar seminggu setelah melahirkan.
Namun, jika Anda merencanakan untuk menyusui, suntikan botox harus menjadi topik yang Anda diskusikan dengan dokter kandungan Anda.
“Botox hampir selalu tetap di area suntikan, sehingga risiko saat menyusui sangat rendah,” kata Dr. Beckley.
“Namun ada kemungkinan kecil botox bisa masuk ke dalam peredaran darah ibu dan masuk ke dalam Air Susu Ibu (ASI), sehingga wanita diimbau tidak menggunakan botox saat menyusui atau memerah ASI,” jelasnya.
Belum ada studi yang dilakukan pada ibu menyusui yang menggunakan botox. Tetapi karena risikonya tidak nol, sebagian besar profesional kesehatan menyarankan untuk tidak menggunakan botox hingga masa menyusui selesai, tambah Dr. Beckley.
Alternatif untuk Botox Saat Hamil
Seperti kita ketahui bersama botox tidak boleh digunakan selama kehamilan, tetapi jika Anda masih ingin meratakan garis halus atau kerutan selama waktu ini, ada banyak pilihan yang bagus yang dapat memberikan manfaat serupa yang aman untuk Anda dan bayi Anda.
1. Perawatan Kulit Topikal
Salah satu bahan terbaik yang dapat ditambahkan ke dalam rutinitas perawatan kulit harian Anda adalah serum vitamin C. Ini mengandung antioksidan untuk memperbaiki dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari, serta mencegah tanda-tanda penuaan dini. Pastikan hanya digunakan bersama tabir surya.
Perawatan topikal Lain yang bagus adalah serum dengan asam glikolat. Ini adalah alternatif yang baik untuk scrub kasar atau chemical peel, dan asam alfa-hidroksi bekerja untuk lembut mengangkat sel-sel kulit mati dan mengungkapkan kulit yang lebih cerah dan halus.
Jika Anda penasaran tentang bahan-bahan dalam perawatan kulit yang sebaiknya dihindari, produk yang mengandung asam salisilat, tetrasiklin atau derivatifnya, minosiklin, dan doksisiklin, sangat tidak disarankan.
Antibiotik populer ini digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tetapi juga terbukti memiliki efek negatif pada ibu masa depan dan janin mereka.
2. Prosedur Non-Invasif
“Prosedur non-invasif seperti facial, terapi cahaya, dan mikrodermabrasi bisa menjadi alternatif,” ungkap Dr. Savetsky.
“Namun sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional perawatan kulit yang memiliki pengetahuan tentang perawatan yang aman selama kehamilan.”
Ini juga bisa mencakup chemical peel, facial oxygen, dan bahkan dermaplaning (juga dikenal sebagai mencukur wajah).
3. Hidrasi dan Nutrisi
Selain perawatan non-invasif dan perawatan kulit, Dr. Savetsky merekomendasikan menjaga hidrasi yang tepat dan pola makan seimbang untuk menjaga kulit tetap sehat selama kehamilan. Ini termasuk minum air sepanjang hari, makan makanan seimbang yang kaya buah-buahan dan sayuran segar, serta menggunakan tabir surya setiap hari.
Jika Anda mencari cara untuk meningkatkan hidrasi, tambahkan humidifier di kantor atau bahkan di dekat tempat tidur saat tidur. Kelembapan tambahan akan menambah kekencangan dan membantu meningkatkan kilau alami yang sudah dikenal oleh ibu hamil.
Namun, seperti biasa, jika Anda ragu tentang keamanan injeksi, produk perawatan kulit, atau prosedur serta keamanannya selama kehamilan, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter kandungan atau dokter Anda mengenai pertanyaan apa pun yang Anda miliki.
Pilihan Editor: 6 Cara Bikin Botox Bertahan Lebih Lama, dari Olahraga hingga Skincare
IVANA FELYSITASWATI PALLA | WELL + GOOD
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika
Quoted From Many Source